Jujur Artinya Dalam Agama Islam

Jujur Artinya Dalam Agama Islam

As siddiq berasal sari bahasa Arab yakni as-sidqu" atau "Siddiq" yang berarti benar, nyata, atau berkata benar. Lawan dari sifat As siddiq adalah dusta atau dalam bahasa Arab-nya "Al-kazibu."

As siddiq artinya berkata jujur atau benar yang dimiliki oleh Rasulullah SWT dalam menyampaikan wahyu yang datang dari Allah SWT. Untuk itu, para ulama berharap sifat as siddiq artinya jujur atau benar juga diterapkan oleh umat Muslim dalam perkataanya sehari-hari.

Secara umum, as siddiq artinya jujur atau benar yang sesuai dengan kenyataannya, baik berupa perkataan, sikap, ataupun perbuatan. As shiddiq artinya jujur yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat maupun bangsa. Rasulullah SAW bersabda,

“Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan dan kebaikan membawa ke surga.” (HR. Bukhari)

Dalam hadits yang berkaitan, Rasulullah SAW bersabda,

“Empat perkara yang apabila ada padamu, tidak akan merugikan lepasnya segala sesuatu dari dunia dari padamu, yaitu: memelihara amanah, tutur kata yang benar, akhlak yang baik, dan bersih dari tamak.” (HR. Ahmad)

Bekerja untuk mencari nafkah dianggap sebagai ibadah dalam agama Islam. Namun hal ini juga tergantung pada niat dan tujuan yang ingin dicapai sebagai hasil dari pekerjaan tersebut.

Maka dari itu, bekerja sebaiknya dilakukan sepenuh hati dan ikhlas untuk mencari ridho Allah. Tujuannya agar senantiasa diberikan kemudahan dan dihindarkan dari hal yang tidak diinginkan.

Pada dasarnya, bekerja merupakan salah satu cara manusia zaman sekarang bertahan hidup. Dengan mendapat gaji, kita dapat menyambung hidup dengan cara mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Bekerja bisa diawali dengan hal-hal baik yang bisa dijadikan semangat dan motivasi setiap harinya. Salah satu caranya dengan berdoa kepada Allah SWT.

Selain berharap, berdoa sebelum berkegiatan juga bisa dijadikan sugesti agar lebih baik dan berpikiran positif. Di samping itu juga untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Ada banyak doa sebelum bekerja yang bisa dibaca. Khusus untuk Anda yang beragama Islam, berikut informasi lengkapnya.

Milku An-Nafsi Inda Al-Ghadhabi

Milku An-Nafsi Inda Al-Ghadhabi artinya menguasai diri ketika marah. Salah satu ciri orang yang mempunyai sifat syaja’ah yaitu memiliki ketangguhan dalam melawan hawa nafsu dan juga amarah. Walaupun dalam kondisi yang emosi, mereka akan tetap bisa berpikir jernih.

Tawakal dan Yakin dengan Pertolongan Allah SWT

Orang-orang yang berjuang untuk kebenaran tidak akan pernah merasa takut, karena setelah berusaha dengan keras, maka mereka akan bertawakal dan memohon pertolongan Allah SWT.

Demikian penjelasan mengenai apa itu syaja’ah dan beberapa contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Bagi Grameds yang ingin mengetahui secara lebih mendalam tentang ilmu agama Islam lainnya dapat membaca buku-buku terkait dengan mengunjungi Gramedia.com.

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!

Al-Inshafu Min Adz-Dzati

Al-Inshafu Min Adz-Dzati artinya bersikap objektif pada diri sendiri. Orang yang memiliki sifat syaja’ah akan menilai dirinya secara objektif dan juga meyakini bahwa dirinya mempunyai kekurangan dan juga kelebihan.

Kaitannya Syaja’ah dengan Kejujuran

Syaja’ah ternyata berkaitan dengan sikap jujur atau kejujuran. Orang-orang yang berani mengemban tugas mulia selalu berbuat atas dasar kejujuran. Setidaknya, terdapat tiga alasan kaitannya antara syaja’ah dengan kejujuran, antara lain:

Keberanian dalam Menyatakan Kebenaran

Dalam hal ini, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:

“Jihad yang paling afdhal adalah memperjuangkan keadilan dihadapan penguasa yang zalim”. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Milku An-Nafsi Inda Al-Ghadhabi

Milku An-Nafsi Inda Al-Ghadhabi artinya menguasai diri ketika marah. Salah satu ciri orang yang mempunyai sifat syaja’ah yaitu memiliki ketangguhan dalam melawan hawa nafsu dan juga amarah. Walaupun dalam kondisi yang emosi, mereka akan tetap bisa berpikir jernih.

Tidak Memprioritaskan Kekuatan Materi

Kekuatan materi memang dibutuhkan dalam perjuangan, namun materi bukanlah segalanya, Allah lah yang menentukan segala sesuatunya. Jadi, jangan pernah menomorsatukan kekuatan materi.

Tidak Memprioritaskan Kekuatan Materi

Kekuatan materi memang dibutuhkan dalam perjuangan, namun materi bukanlah segalanya, Allah lah yang menentukan segala sesuatunya. Jadi, jangan pernah menomorsatukan kekuatan materi.

Lebih Mencintai Akhirat Dibandingkan Dunia dan Seisinya

Perlu kita pahami bahwa dunia ini bukanlah tujuan akhir, tapi hanya sebagai jembatan menuju akhirat. Seorang muslim tidak akan merasa ragu meninggalkan dunia, asal Ia mendapatkan kebahagiaan yang hakiki di akhirat nanti.